Tidak terasa kini kita telah memasuki sepuluh
hari terakhir di bulan Ramadhan ini, nah pada sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadhan ini terdapat suatu malam yang sangat luar biasa, yaitu malam kemuliaan
atau malam Lailatul Qadar. Pada malam itu orang beriman berlomba-lomba untuk
dapat meraihnya, karena keutamaannya yang sangat besar, yaitu pahala ibadah
yang dilakukan pada malam itu dilipat gandakan seolah-olah kita beribadah
selama seribu bulan. Lalu bagaimana cara kita agar dapat meraih malam Lailatul
Qadar itu??
Berikut ada beberapa ciri malam Lailatul Qadar
dan beberapa amalan yang dapat dilakukan didalamnya .
Diantara hadits-hadits yang menceritakan tentang tanda-tanda lailatul qodr
adalah
1. Sabda Rasulullah saw,
"Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qodr
lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam ituc erah, tidak
panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah
keluar setannya hingga terbit fajarnya." (HR.Ibnu
Hibban)
2. Rasulullah saw berabda,
"Tandanya adalah matahari terbit pada pagi
harinya cerah tanpa sinar." (HR. Muslim)
3. Sabda Rasulullah saw,
"Lailatul qodr adalah malam yang cerah,tidak
panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah."
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani.
4. Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya para malaikat pada malam itu
lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran."
(HR. IbnuKhuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)
Ada
beberapa ciri lain dari Lailatul Qadar yang disebutkan oleh Imam Baihaqi dan
Imam Thabari. Akan tetapi, ciri-ciri ini tidak terdapat di dalam hadits atau
keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Pada Lailatul Qadar, anjing tidak ada yang melolong.
2. Pohon-pohon merunduk hingga sampai ke bumi, lalu pagi harinya kembali pada
posisi semula.
3. Malaikat turun dan memberikan salam kepada orang yang sedang beribadah.
Amalan
yang Dianjurkan
4. Air laut pada pagi harinya berubah menjadi tawar, lalu siangnya berubah lagi
menjadi asin.
Syeikh Hani Hilmi
menyebutkan beberapa amalan yang dilakukan pada sepuluh malam terakhir dari
Ramadhan, diantaranya :
1. Tidak tidur di malam-malam yang sepuluh itu
Sesungguhnya Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menghidupkan malam-malam yang sepuluh ini dengan
melakukan shalat tahajjud.
2. Membantu keluarga untuk beramal shaleh
Didalam hadits Abu
Dzar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat malam bersama
mereka (kaum muslimin) pada malam 23 dan 25. Disebutkan bahwa beliau shallallahu
'alaihi wasallam mengajak keluarga dan istri-istrinya pada malam 27 secara
khusus. Hal ini menunjukkan kesungguhan beliau membangunkan mereka di hari-hari
ganjil yang diharapkan terjadi didalamnya Lailatul Qodr
Sofyan Tsauriy
mengatakan,”Aku menginginkan jika telah masuk sepuluh hari terakhir
melaksanakan shalat malam dan bertahajjud didalam serta membangunkan keluarga
dan anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka sanggup melaksanakannya.”
3. Memperbanyak doa di malam-malam itu
Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam memerintahkan Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu.
Aisyah berkata; "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan
mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau
menjawab: "Ucapkanlah; ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU
ANNA” (ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema'af mencintai kema'afan, maka
ma'afkanlah daku)." (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani)
Sofyan Tsauriy
berkata,”Berdoa di malam itu lebih aku sukai daripada melaksanakan shalat. Dan
jika dia membaca maka dia berdoa dan berharap kepada Allah didalam doanya yang
barangkali Dia swt menyetujui permintaannya. Memperbanyak doa lebih utama
daripada melaksanakan shalat yang tidak diperbanyak doa didalamnya namun jika
dia membaca lalu berdoa maka itu baik.”
4. Mensucikan yang lahir dan batin
Para salafusshaleh
dahulu menganjurkan untuk mandi di setiap malam dari malam-malam yang sepuluh
akhir Ramadhan. diantara mereka ada yang mandi dan menggunakan wangi-wangian di
malam-malam yang diharapkan terjadinya Lailatul Qodr didalamnya. Tidak
sepatutnya bagi seorang yang bermunajat kepada Sang Penguasa (Allah swt)
didalam khalwatnya kecuali dia telah menghiasi keadaan lahir dan batinnya.
5. Malamnya seperti siangnya yang tidak melalaikannya
Sebagian para
salafusshaleh berpendapat bahwa kesungguhan di (malam) Lailatul Qodr adalah
juga seperti kesungguhan di siang harinya dengan senantiasa bersungguh-sungguh
dalam beramal shaleh.
Imam Syafi’i
berkata,”Dianjurkan agar kesungguhannya di siang hari seperti kesungguhannya di
malamnya.” Hal ini menunjukkan anjuran bersungguh-sungguh di setiap waktu dari
sepuluh malam terakhir baik di siang maupun malam harinya.Seperti Halnya saat
siang hari saat berpuasa.
6. Diantara ibadah yang paling mulia yang mendekatkan dirinya kepada
Allah swt pada waktu ini adalah tabattul (Fokus dalam beribadah kepada Allah)
7. Mensensitifkan hati
Cermatilah senantiasa
niatmu karena niat seseorang lebih baik daripada amalnya, maka introspeksilah.
8. Renungkanlah bahwa kedudukanmu adalah sesuai dengan kadar
kesungguhanmu
Janganlah kamu tinggalkan satu pintu dari kebaikan kecuali kamu mengetuknya,
sesungguhnya variatif didalam amal-amal ketaatan adalah obat dari kejenuhan
seseorang.
9. Hendaklah kamu bersungguh-sungguh dan berlelah-lelah dengan disertai
kesabaran…
10. Menyedikitkan Perkataan
Saya menyarankan agar menyedikitkan perkataan-perkataan di saat siang dan
malam, hendaklah memperhatikan perkara-perkara ini, hendaklah diam (tidak
berbicara) karena sesungguhnya siapa yang diam maka selamat.
11. Ingatlah bahwa ini adalah zaman berkompetisi maka janganlah engkau
ridho dengan kegagalan. Salah seorang dari
mereka mengatakan,”…. Orang-orang telah sukses dengan ampunan, rahmat,
pembebasan, pelipatgandaan amal-amal mereka dan mengharapkan surga sedangkan
engkau tetap di tempatmu dengan terbelenggu oleh berbagai kesalahan.” Tidak dan
tidak mungkin engkau rela, karena itu bersungguh-sungguhlah selalu dengan izin
Allah.
12. Berbaik sangka kepada Allah
Jika kamu kehilangan
sesuatu maka bangunlah dan berusahalah barangkali kamu akan mendapati penggantinya.
Sesungguhnya Dia swt menahan pemberian bagi orang buruk sangka terhadap Allah
swt. seandainya kamu berbaik sangka terhadap Allah maka amalmu akan semakin
baik karena kamu akan mencintai-Nya dengan kecintaan yang dalam. Wahai Allah
kami meminta cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu serta cinta
setiap amal perbuatan yang mendekatkan kami ke surgamu.”
13. Jadikan ibadahmu dalam keadaan sepi yang tidak dilihat kecuali oleh
Allah sesungguhnya hal itu
dapat mengantarkannya menuju ikhlas. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,”shalat sunah seseorang yang tidak dilihat orang
lain sama dengan shalat yang disaksikan orang lain dua puluh lima (kali).”
14. Berhias
Seorang sahabat yang bernama Hamad bin Salamah berkata, “Tsabit Al Bunani dan
Humaid Ath Thawil memakai pakaian terindah yang ia miliki dan memakai
wangi-wangian juga menyemprotkan pengharum ruangan di masjid pada malam yang
dikira itu adalah Lailatul Qadar. Kemudian, Tsabit Al Bunani juga berkata,
‘Tamim Ad Dari membeli pakaian seharga 1.000 dirham, lalu memakainya pada malam
yang diperkirakan itu adalah Lailatul Qadar.’”
15. Mengerjakan shalat Fardhu dan shalat Sunnah
Barang siapa yang mengerjakan shalat Isya berjamah, maka ia mendapatkan pahala
seperti qiyâmullail setengah malam; dan barang siapa yang shalat Shubuh
berjamah, maka ia mendapatkan pahala seperti qiyâmullail semalam suntuk. (H.R.
Ahmad)
16. Banyak membaca Al Qur’an
Ibnu Rajab berkata, “Para salafusshalih mengkhatamkan Al Qur’an dalam bacaan
shalat setiap enam hari sekali.” Seorang tabiuttabiin yang bernama Aswad
mengkhatamkan Al Qur’an pada bulan Ramadhan setiap dua hari sekali. Selain
Ramadhan, ia khatam Al Qur’an setiap enam hari sekali. Seorang tabiin yang
bernama Qatadah mengkhatamkan Al Qur’an setiap tujuh hari sekali. Jika datang
bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan Al Qur’an setiap tiga hari sekali. Jika datang
sepuluh malam terakhir Ramadhan, ia mengkhatamkan Al Qur’an setiap malam. An
Nakha’i juga mengkhatamkan Al Qur’an setiap malam pada bulan Ramadhan dan
setiap tiga hari sekali selain bulan Ramadhan. Imam Syafi’i mengkhatamkan Al
Qur’an sebanyak 60 kali pada bulan Ramadhan dan semua itu dilakukannya dalam
shalat.
17. Berdoa
Berdoalah kalian kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan doa kalian, dan
sesungguhnya orang yang menyombongkan ibadah kepada-Ku mereka akan masuk Neraka
Jahanam dengan kekal. (Q.S. Al Mukmin, 40: 60)
Aku (Aisyah r.a.) berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, bagaimana
menurutmu andai aku mendapatkan Lailatul Qadar? Doa apa saja yang harus aku
baca?” Beliau bersabda, “Ucapkanlah: ‘Ya Allah! Sesungguhnya engkau Maha
Pengampun, Mahadermawan, dan Engkau menyukai ampunan. Maka ampunilah aku.’”
(H.R. Tirmidzi)
18.
Memperbanyak istighfar dan bertobat
Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kalian kepada Allah dengan
taubatannasuha, maka Tuhan kalian akan mengampuni dosa-dosa kalian dan
memasukkan kalian ke dalam surga-Nya. (Q.S. At Tahrim, 66)
Barang siapa yang senantiasa beristighfar, Allah akan memberikan kemudahan atas
semua urusannya, akan memberikan jalan keluar atas kesulitan yang ia hadapi,
dan akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. (H.R. Abu
Dawud dan Tirmidzi)